Sejarah Singkat Desa Lemahtamba [1]
Oleh : Lili Faridah
Sejarah Lemahtamba juga ada kaitannya dengan sejarah Panguragan, dahulu Lemahtamba bernama Cikujang. Pada waktu itu disebutkan pada sebuah tempat ada sayembara yang memperebutkan seorang putri yang bernama Nyi Mas Gandasari, beliau adalah seorang putri dari Panguragan yang terkenal cantik dan sakti mandraguna sedang mengadakan sayembara. Kemudin ada seorang laki-laki datang menghampiri dan melihat sayembara itu. Laki-laki tersebut bernama Syekh Magelung dia merasa kagum akan kehebatan dari Nyi Mas Gandasari.
Dulunya bernama Padukuhan Cikujang. Gusti Pangeran Suryanegara ingin melihat sayembara pertarungan Nyi Mas Ayu Gandasari yang terjadi sekitar 1400-an M tersebut. Gusti Pangeran Suryanegara datang dengan menaiki kuda putih. Namun, karena kuda itu kelelahan dan sakit, Gusti Pangeran Suryanegara berhenti sejenak sambil berfikir dan melihat situasi sekitar yang masih di kelilingi pesawahan. Beliau bingung hendak meminta minum kepada siapa. Tetapi di sekitar sawah tersebut ada burung Bangau putih yang sedang minum di bawah pohon Gempol.
Lalu Gusti Pangeran Suryanegara mendekati burung Bangau tersebut hendak mencari air. Nah, di bawah pohon Gempol tersebut terdapat sumbuk yuyu atau leng yuyu bule. Gusti Pangeran Suryanegara mengambil air beserta tanahnya juga dari leng yuyu bule tersebut untuk minumkan kepada kudanya yang sedang sakit. Diminumkanlah air beserta tanah tersebut kepada kuda putihnya. Dengan seketika itu, kudanya menjadi sehat dan kuat kembali. Maka ngucaplah Gusti Pangeran Suryanegara, karena air da tanahnya bisa mnyembuhkan penyakit dan sangat baik, maka beliau langsung menyebutnya “Padukuhan ini saya beri nama Lemahtamba”. Karena dikenal dengan Lemah (tanah)-nya yang bisa digunakan untuk obat (Tamba).
Pemerintahan desa Lemahtamba berdiri pada tahun 1816 M yang dipimpin oleh seorang Demang bernama Ki Suro Pringgo. Ini merupakan pemerintah yang resmi diakui oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada waktu dipimpin oleh Ki Suro Pringgo, luas wilayah desa Lemahtamba hampir dua kali lipat dari luas wilayah sekarang. Tetapi karena pemerintah desa pada saat itu kurang memperhatikan wilayah sendiri, sehingga luas wilayah yang ada sampai saat ini adalah 108.977 Ha sudah termasuk tanah pertanian, perumahan warga, pekarangan dan lain-lain.[2]
Pemimpin pada waktu itu bukan dipilih dengan cara demokratis, melainkan siapa orang yang kuat, berani dan berwibawa, dia dapat menjadi pemimpin. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, peran dan aspirasi masyarakat masih sangat diabaikan bagaikan pemerintahan yang absolute. Sehingga kebudayaan yang semacam ini dapat menghambat perkembangan dan pola fikir para generasi penerusnya.
Ciri khas masyarakat pada waktu itu adalah gotong-royong sebagai wujud kebersamaan antar warga. Namun seiring berjalannya waktu dan modernisasi, gotong-royong tersebut mulai punah karena masyarakat makin sibuk dengan rutinitas mereka masing-masing. Kegiatan gotong-royong saat ini hanya mengandalkan instruksi dari aparat desa saja. Karena sudah sedikit masyarakat yang memiliki kesadaran untuk hanya sekedar membersihkan saluran air di selokan, membersihkan sampah di lingkungan atau kegiatan-kegiatan lainnya.
Adapun urutan Kepala Desa Lemahtamba adalah sebagai berikut : [3]
- Ki Suropringgo
- Ki Kaiten (H. Abdul Gani)
- Ki Kadi (H. Abdul Syukur)
- Bapak Misran (H.Asy’ari)
- Bapak Bunaim
- Bapak Muhammad Musa
- Bapak H. Munali (H.Anwar Sanusi tahun 1967-1995)
- Bapak Abdullatif (1996-2003)
- Bapak H. Akhsin Khanafi (2003-2013)
- Kusnan Agustian (2013 s/d sekarang)
Tentang Keadaan Sosial Warga Desa Lemahtamba
Desa yang memiliki luas 108.977 Ha ini, memiliki 4 Blok, 16 Rukun Tetangga dan 8 Rukun Warga yang terdiri dari:
- Blok 1 terdiri dari RT 01,02, 03, 04 dan RW 01, 02
- Blok 2 terdiri dari RT 05, 06, 07, 08 dan RW 03, 04
- Blok 3 terdiri dari RT 09, 10, 11, 12 dan RW 05, 06
- Blok 4 terdiri dari RT 13,14,15, 16 dan RW 07, 08
- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kroya-Karanganyar
- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Panguragan Wetan
- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pagertoya-Suranenggala Kidul
- Sebelah timur berbatasan dengan Blok Lamaran-Desa Suranenggala Kidul
Referensi :
[1]Berdasarkan wawancara dengan H. Dedi Miskadi Juru Kuncen Desa Lemahtamba. Pada hari Rabu, 29 Agustus 2013 pukul 18.35 wib.
[2] Pernyataan ini diambil dari buku kecil karya Drs.H. To’at Aziz yang diberi judul Riwayat Sumur Karomat Rama Buyut Lemahtamba Gusti Pangeran Surya Negara.
[3] Berdasarkan keterangan dari Bapak Arju (87 tahun), Sesepuh Desa Lemahtamba. Wawancara pada hari Sabtu, 20 Juli 2013 di rumah beliau.
No comments:
Post a Comment